Fenomena booming batu akik atau batu mulia beberapa bulan
terakhir ternyata juga berjangkit dikalangan pegawai BPS Kabupaten Berau, walaupun
bukan wabah menular yang perlu ditakuti tetapi trend ini mampu memberikan warna
tersendiri bagi pegawai BPS Berau. Para pegawai pria yang selama ini enggan
memakai cincin saat ini malah memakai beberapa cincin batu akik di beberapa
jari mereka. Bagi mereka kurang pas jika hanya satu jari manis saja yang
berhiaskan batu, semakin banyak cincin batu yang melingkar di jari mereka
semakin membuat kebanggaan tersendiri. Mungkin pembaca jadi bertanya-tanya apa
hubungannya batu akik dengan kegiatan survey yang dilakukan oleh BPS di
beberapa minggu terakhir yang jumlahnya cukup banyak dan dengan waktu yang
saling kejar deadlinenya. Demam batu akik ini membuat kegiatan survey yang
dilakukan lebih berwarna, jika dulu saat pulang survey isi tas dari teman-teman
pencacah biasanya berisi dokumen atau jika beruntung mendapat oleh-oleh hasil
kebun dari para responden tetapi saat ini isi tas tersebut menjadi lebih berat
karena setiap pulang dari kegiatan survey dilapangan tas tersebut juga mendapat
tambahan isi berupa bongkahan batu akik atau batu mulia yang memang banyak
terdapat di wilayah yang dikunjungi oleh teman-teman pencacah. Obrolan sepulang
survey atau pencacahan pun menjadi lebih beragam, jika dulu hanya diisi oleh
materi beratnya medan atau sikap responden dan kadang ditingkahi candaan
tentang responden yang menarik hati tapi saat ini bahasan menjadi lebih
berkembang dengan pembahasan jenis, warna dan bentuk dari batu yang dperoleh
saat pencacahan.
Pengetahuan para pegawai BPS pun semakin bertambah, tidak
melulu hanya mengenai statistik dengan segala dinamikanya akan tetapi juga
bertambah dengan mereka menjadi lebih mengenal jenis batu akik dengan segala
keindahannya. Walaupun tidak berkaitan dengan pengetahuan tentang statistik
tetapi menambah pengetahuan tetap merupakan hal yang positif sepanjang itu
adalah pengetahuan tentang hal yang baik. Ada banyak filosofi tentang kehidupan
yang dapat kita temukan dari batu akik atau batu mulia ini.
Di Kabupaten Berau sendiri memiliki jenis batu akik yang
merupakan batu asli dari Berau yaitu lapis banua. Ketenaran batu lapis banua
ini dimulai saat para pecinta batu akik menemukan jenis batu yang belum pernah
ditemukan didaerah lain dan kemudian dihadiahkan kepada Bapak Makmur selaku
Bupati Berau yang kemudian selalu dipakai oleh beliau dan wakilnya disetiap
kesempatan. Kecamatan yang menjadi sentra pengahasil batuan mulia ini adalah
kecamatan Segah, Kelay dan Sambaliung. Di kecamatan tersebut banyak dijumpai
batuan mulia yang indah dan memberikan daya tarik tersendiri bagi para pecinta
batu akik seperti lapis banua, badar perak, junjung derajad, teratai dan lain
sebagainya. Saat ini di Kabupaten Berau dengan mudah dijumpai pedagang kaki
lima yang menjual bongkahan batu akik dengan berbagai macam jenis, pengrajin
batupun mulai bertebaran disetiap sudut kota Tanjung Redeb bahkan sampai di beberapa
kecamatan yang ada disekitarnya.
Penulis sendiri berharap agar kegiatan penambangan batu akik
saat ini tidak merusak lingkungan yang merupakan titipan dari anak cucu kita
dan booming batu akik dikalangan pegawai BPS Kabupaten Berau ini membawa
manfaat yang baik sebagai pendorong semangat agar kita mampu bekerja lebih baik
dalam menyajikan data statistik akurat dan terpercaya yang menjadi amanah di
pundak setiap insan BPS dan mampu menjadi agen perubahan dalam laju gerak
reformasi birokrasi. Jadikan batu akik yang menghiasi jemari kita sebagai
pendorong semangat dan kecintaan kita terhadap lembaga ini.
Lapis banua melingkar
di jari
Berikat amban dari besi
Menyalakan semangat dalam
diri
Menjadi Statistisi
penuh prestasi