Jumat, 20 Februari 2015

Melukis Wajah Berau Dengan Data

Bicara tentang data maka akan terbayang deretan angka yang berjumlah puluhan, ratusan atau bahkan ribuan. Bagi sebagian orang bicara tentang data akan membuat dahi berkerut dan kepala pusing. Akan tetapi apabila kita dapat menggunakan data dengan baik maka kita akan dapat membuat suatu kebijakan yang tepat dan sesuai dengan keinginan.
Statistika merupakan ilmu yang sudah berkembang sejak awal abad masehi. Dimana saat itu sejarah mencatat bahwa bangsa romawi pernah melakukan kegiatan semacam sensus (sudah tergolong akurat) untuk mendata seluruh warga negaranya. Akan tetapi statistika sebenarnya masih tergolong ilmu muda. Konsep fundamental statistika baru berkembang di abad 20. Fisher, Karl Pearson, Neyman Pearson, C.R Rao dan lainnya merupakan aktor pembentuk pondasi ilmu statistika yang kita kenal sekarang.
Dekade ini ketika melihat data semua orang akan terpusat pada BPS sebagai leading sector. Tentu saja betul, karena BPS merupakan instansi pemerintah yang dibentuk untuk menjalankan mandat Undang-Undang, yang diatur dalam UU No 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Dalam UU tersebut, jelas bukan hanya BPS satu-satunya lembaga yang diakui oleh Negara sebagai lembaga yang konsen dalam menangani kegiatan statistik, bisa perorangan ataupun swasta. Namun, BPS merupakan leading sector bagi pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan datanya.
Data sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan adaptasi dalam proses pembangunan. Data yang akurat dan lengkap, tentu saja akan dapat menghasilkan perumusan kebijakan dan  perencanaan pembangunan secara baik dan realistis. Misalnya : jumlah penduduk miskin, daerah yang belum mendapatkan akses listrik, air bersih dsb.
Data statistik selalu dekat masyarakat. Sehari-hari setiap orang akan berhubungan dengan data statistik, siapa saja tidak terkecuali. Misalnya : masih adakah stok beras dirumah, atau cukupkah stok beras hingga akhir bulan, rata-rata bayar listrik dalam tahun 2014 berkisar 100 ribu, dan masih banyak contoh lainnya. Contoh tersebut hanya sebagian dari kegiatan yang kita lakukan namun sebenarnya kita menggunakan data dalam pengambilan keputusan. Contoh diatas menunjukan sangat dekatnya kita dengan data.
Berau sebagai salah satu kabupaten di Kalimantan Timur yang memiliki destinasi wisata yang banyak menarik wisatawan pasti akan banyak mendapat kunjungan dari berbagai pihak, bisa kita bayangkan apa yang terjadi apabila kita tidak dapat menjawab dengan data akurat apabila ada pertanyaan dari para tamu, wisatawan maupun calon investor yang menanyakan profil kabupaten berau apabila kita tidak memiliki data pendukung yang lengkap, up to date dan akurat.
Sebagai salah seorang statistisi yang setiap harinya bergelut dengan angka dan data, muncul keinginan penulis untuk dapat melukiskan keindahan wajah kabupaten yang kita cintai ini dengan data statistik. Ada banyak data yang dapat kita gunakan dalam melukiskan wajah kabupaten berau. Misalnya dengan data PDRB dan angka kemiskinan kita dapat melukis keberhasilan pembangunan kabupaten berau yang kita cintai ini. Kita juga dapat melukiskan keberhasilan program keluarga berencana dengan melihat angka pertumbuhan penduduk. Atau kita juga dapat melukiskan salah satu keberhasilan pembangunan pariwisata dengan menggunakan data tingkat hunian hotel yang datanya dikumpulkan oleh BPS setiap bulan dari sebagian besar hotel dan penginapan yang ada di wilayah kabupaten berau. Kita juga dapat melukis wajah pertanian maupun perkebunan dari data-data yang disajikan, walaupun jujur terkadang hasil lukisan itu tidak selamanya menyenangkan hati semua pengguna data, karena insan BPS bekerja tidak berdasarkan ‘pesanan’ dalam menyajikan data-data statistik. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, kami berusaha memotret apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Tidak ada kebohongan dan rekayasa dalam penyajian data-data itu.
Menyajikan data statistik tidak melulu dalam bentuk tabel yang dalam jumlah banyak dapat membuat kepala berdenyut, tapi penyajian data dapat dilakukan dengan cara infografis. Infografis salah satu jenis konten yang sekarang ini menjadi alternatif dalam menyajikan data. Infografis menampilkan data dalam visual yang terkesan banyak dan rumit tersebut menjadi ‘gambar’ yang mudah dipahami. Dengan infografis lukisan wajah daerah akan semakin indah dan mudah dinikmati. Harapan penulis kedepannya Berau memiliki infografis yang dapat memberikan gambaran kepada semua orang. Agar dunia dapat mengenal Berau dengan segala keindahannya. Sehingga lukisan wajah daerah yang kita cintai ini dapat menjadi lukisan indah yang terkenal di dunia.

Sabtu, 07 Februari 2015

MUTASI, KEBUTUHAN ATAU KEHARUSAN ?

Hari Rabu pagi tanggal 28 Januari 2015 kemarin adalah hari yang bersejarah bagi para pegawai di lingkungan Pemkab Berau. Ratusan pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Berau mengalami mutasi, dari hasil mutasi ini ada banyak senyum bahagia yang dapat kita lihat walaupun juga ada yang menerimanya dengan isak tangis karena jabatan yang diterima adalah jabatan yang tidak diinginkan karena perpindahan eselon yang sama tetapi menempati satuan kerja yang jauh dari keramaian kota.
Bagi beberapa orang, proses mutasi-rotasi adalah hal yang ditunggu-tunggu namun beberapa yang lain menganggap bahwa proses tersebut merupakan momok yang menakutkan. Siap tidak siap ketika sebuah nama masuk dalam daftar mutasi maka apa yang tertulis tersebut harus dilaksanakan karena bila menolak maka dianggap suatu tindakan pembangkangan dan sanksi normatif pun akan diterapkan.
Dalam pelaksanaan mutasi harus benar-benar berdasarkan penilaian yang objektif dan didasarkan atas indeks prestasi yang dicapai oleh pegawai mengingat sistem pemberian mutasi dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi para pegawai negeri sipil untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Suatu mutasi yang tidak dapat meningkatkan efektifitas  dan efisiensi tidak akan mempunyai arti, bahkan mungkin justru akan merugikan pihak pemerintah kabupaten sendiri. Untuk itu mutasi harus didasarkan pada pertimbangan yang matang. Bila tidak demikian, mutasi yang dilaksanakan bukannya merupakan tindakan yang menguntungkan, bahkan merugikan satuan kerja itu sendiri.
Mungkin kita akan berfikir apakah mutasi tersebut suatu kebutuhan atau suatu keharusan ? jawabannya mungkin akan berbeda pada tiap orang. Bagi yang merasa cocok dan nyaman dengan posisi jabatan yang sekarang tentunya ada bayangan kecemasan akan penempatan ditempat yang baru. Namun sebaliknya bagi anda yang merasa kurang cocok atau kurang nyaman dengan posisi jabatan yang sekarang, tentunya akan menimbulkan secercah harapan akan ditempatkan ditempat dan posisi jabatan baru yang nyaman.
Ada dua peranan mutasi pegawai yaitu bagi kepentingan dinas dan bagi kepentingan pegawai negeri sipil itu sendiri. Bagi kepentingan dinas mutasi mempunyai peranan sebagai sarana evaluasi pejabat dan peningkatan produktivitas pegawai. Melalui mutasi pimpinan dapat melakukan penilaian terhadap pegawai dibawahnya, apakah kinerja pegawai naik atau malah turun setelah diadakan mutasi. Mutasi juga dapat sebagai sarana pembinaan pegawai dimana pejabat yang lebih tinggi dapat melakukan pembinaan terhadap pejabat dibawahnya. Sedangkan bagi pegawai negeri sipil mutasi mempunyai peranan untuk menambah pengalaman dan ketrampilan, dimana pegawai yang bersangkutan akan berusaha mempelajari dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tugas barunya. Bagi pegawai mutasi juga mempunyai fungsi sebagai penyegaran psikologis, seringkali pegawai yang terlalu lama berada dalam satu pekerjaan yang sama akan merasa jenuh dan jika dibiarkan berlarut-larut tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan depresi.
Tantangan pasti ada ditempat kerja yang baru, namun kita harus mampu menyikapi hal ini dengan bijak dan positif bahwa semua adalah untuk kebutuhan organisasi  Pemerintahan Kabupaten, pengembangan sumber daya manusia dan proses menuju profesionalitas untuk menjadi lebih baik. Para pegawai yang mengalami mutasi harus bisa membuktikan bahwa mereka adalah orang yang tepat berada ditempat yang tepat demikian juga pihak baperjakat yang berperan penting dalam menentukan mutasi juga harus bisa membuktikan bahwa mereka telah menempatkan orang yang tepat ditempat yang tepat.