Minggu, 12 Februari 2017

PERJUANGAN PEJUANG DATA

Mengumpulkan data bukanlah hal yang mudah, terkadang nyawa menjadi taruhannya. Hal ini baru saja telah dialami oleh seorang Koordinator Statistik Kecamatan Biduk-Biduk pada hari jumat (10/02/2017) lalu. Perahu yang ditumpangi untuk kembali dari Pulau Balikukup tenggelam karena hantaman gelombang. Hal yang menarik dari kejadian tersebut adalah ketika Rani Ruslan (KSK Biduk-Biduk) berusaha dengan sekuat tenaga menyelamatkan dokumen hasil pencacahannya walaupun justru harus rela kehilangan dua buah handphonenya. Saat genting seperti inilah rasa profesionalisme, integritas dan amanah sebagai seorang pejuang data diuji. Berusaha menyelamatkan hasil pendataan yang telah dikumpulkan tanpa memperdulikan barang pribadi miliknya sendiri. Hanya ada satu kata untuk sikap integritas seperti ini, luar biasa.

Kejadian yang dialami Rani adalah sebuah gambaran nyata bagaimana sulitnya pengumpulan data yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik untuk menghasilkan data yang berkualitas dan tepercaya. Masih banyak Rani-rani lain  diseluruh bumi pertiwi ini yang mengalami kendala tidak mudah ketika melaksanakan tugas mereka di lapangan. Bagi seorang petugas pengumpul data gonggongan anjing, usiran pemilik rumah, wajah responden yang terkadang tidak ramah, panas terik atau malah hujan yang membasahi seluruh tubuh serta penolakan atau janji-janji perusahaan yang ingin kami minta datanya adalah hal yang biasa. Itu semua bukan membuat kami mundur dari tugas tapi justru menjadi cambuk bagi kami untuk terus dapat mengumpulkan data yang berkualitas.
Hingga detik ini mungkin belum banyak yang tahu bagaimana betapa very exhaustednya rangkaiaan kegiatan statistik mulai dari perencanaan sensus/survei, pengumpulan (collecting), pengolahan (processing), hingga data tersaji dan siap dianalisis. Sebuah perjalanan panjang yang menguras waktu, tenaga dan pikiran. Hal inilah yang sering membuat pejuang data merasa terluka ketika data yang telah mereka kumpulkan dengan susah payah tetapi kadang dipertanyakan keabsahannya, disangsikan kebenarannya. Walupun kami sadar bahwa yang mempertanyakan tersebut lebih kepada karena tidak mengerti metedologi yang digunakan di Badan Pusat Statistik. Kurangnya pemahaman penggunaan metodelogi dari pengguna data yang saat ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk bisa menjelaskan kepada semua konsumen pengguna data.
Perjalanan seorang KSK (Koordiantor Statistik Kecamatan) sebagai pejuang data adalah perjalanan panjang dan berat. Dipundaknyalah pengunpulan data statistik diamanahkan. Jika tidak ada pejuang data seperti seorang Rani kita tidak akan pernah tahu berapa jumlah penduduk Kabupaten Berau saat ini, berapa angka pengangguran, berapa angka kemiskinan dan juga seberapa besar pertumbuhan ekonomi bumi battiwakal yang kita cintai. 
Kejadian tenggelamnya kapal diperairan Biduk-biduk memang menjadi suatu cobaan bagi seluruh insan statistik. Tapi hendaknya cobaan ini justru semakin membangkitkan semangat seluruh pejuang  data agar selalu semangat dalam mengumpulkan data dilapangan. Karena kita semua tentunya ingin dengan data BPS publik dapat tercerahkan, serta semakin cerdas dan objektif dalam memberikan penilaian terhadap suatu hal, khususnya kinerja pemerintah. Semboyan profesionalisme, integritas dan amanah selalu ada dalam setiap langkah kita.