Mengumpulkan data bukanlah hal yang mudah, terkadang nyawa
menjadi taruhannya. Hal ini baru saja telah dialami oleh seorang Koordinator
Statistik Kecamatan Biduk-Biduk pada hari jumat (10/02/2017) lalu. Perahu yang
ditumpangi untuk kembali dari Pulau Balikukup tenggelam karena hantaman
gelombang. Hal yang menarik dari kejadian tersebut adalah ketika Rani Ruslan
(KSK Biduk-Biduk) berusaha dengan sekuat tenaga menyelamatkan dokumen hasil
pencacahannya walaupun justru harus rela kehilangan dua buah handphonenya. Saat
genting seperti inilah rasa profesionalisme, integritas dan amanah sebagai
seorang pejuang data diuji. Berusaha menyelamatkan hasil pendataan yang telah
dikumpulkan tanpa memperdulikan barang pribadi miliknya sendiri. Hanya ada satu
kata untuk sikap integritas seperti ini, luar biasa.
Kejadian yang dialami Rani adalah sebuah gambaran nyata
bagaimana sulitnya pengumpulan data yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik
untuk menghasilkan data yang berkualitas dan tepercaya. Masih banyak Rani-rani
lain diseluruh bumi pertiwi ini yang
mengalami kendala tidak mudah ketika melaksanakan tugas mereka di lapangan.
Bagi seorang petugas pengumpul data gonggongan anjing, usiran pemilik rumah,
wajah responden yang terkadang tidak ramah, panas terik atau malah hujan yang
membasahi seluruh tubuh serta penolakan atau janji-janji perusahaan yang ingin
kami minta datanya adalah hal yang biasa. Itu semua bukan membuat kami mundur
dari tugas tapi justru menjadi cambuk bagi kami untuk terus dapat mengumpulkan
data yang berkualitas.
Hingga detik ini mungkin belum banyak yang tahu bagaimana
betapa very exhaustednya rangkaiaan
kegiatan statistik mulai dari perencanaan sensus/survei, pengumpulan (collecting), pengolahan (processing), hingga data tersaji dan
siap dianalisis. Sebuah perjalanan panjang yang menguras waktu, tenaga dan
pikiran. Hal inilah yang sering membuat pejuang data merasa terluka ketika data
yang telah mereka kumpulkan dengan susah payah tetapi kadang dipertanyakan
keabsahannya, disangsikan kebenarannya. Walupun kami sadar bahwa yang
mempertanyakan tersebut lebih kepada karena tidak mengerti metedologi yang
digunakan di Badan Pusat Statistik. Kurangnya pemahaman penggunaan metodelogi
dari pengguna data yang saat ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk
bisa menjelaskan kepada semua konsumen pengguna data.
Perjalanan seorang KSK (Koordiantor Statistik Kecamatan)
sebagai pejuang data adalah perjalanan panjang dan berat. Dipundaknyalah
pengunpulan data statistik diamanahkan. Jika tidak ada pejuang data seperti
seorang Rani kita tidak akan pernah tahu berapa jumlah penduduk Kabupaten Berau
saat ini, berapa angka pengangguran, berapa angka kemiskinan dan juga seberapa
besar pertumbuhan ekonomi bumi battiwakal yang kita cintai.
Kejadian tenggelamnya kapal diperairan Biduk-biduk memang
menjadi suatu cobaan bagi seluruh insan statistik. Tapi hendaknya cobaan ini
justru semakin membangkitkan semangat seluruh pejuang data agar selalu semangat dalam mengumpulkan
data dilapangan. Karena kita semua tentunya ingin dengan data BPS publik dapat
tercerahkan, serta semakin cerdas dan objektif dalam memberikan penilaian
terhadap suatu hal, khususnya kinerja pemerintah. Semboyan profesionalisme,
integritas dan amanah selalu ada dalam setiap langkah kita.