Jumat, 03 Maret 2017

FILOSOFI NASI PECEL

Bagi masyarakat Indonesia hampir seluruhnya pasti mengenal makanan yang namanya nasi pecel, makanan sederhana yang terdiri dari nasi, sayuran, bumbu kacang ditambah dengan rempeyek atau kerupuk serta bisa juga ditambah dengan ayam goreng atau empal daging. Makanan sederhana yang telah memenuhi kriteria makanan sehat, asal saja kebersihan saat pengolahannya tetap terjaga.
Untuk masalah kandungan gizi, makanan ini tidak diragukan lagi karena terdiri dari banyak macam sayur yang mengandung vitamin A dan vitamin C serta zat besi yang baik untuk kesehatan. Karena terdiri dari banyak sayur, nasi pecel sering disebut sebagai saladnya Indonesia.
Bumbu Pecel berasal dari kacang tanah. Cita rasa bumbu yang diwujudkan dalam segumpal bungkusan plastik yang bayak kita temui di swalayan maupun warung ini berawal dari olahan yang luar biasa. Diawali dari proses penanaman benih kacang, perawatan hingga  pemanenannya. Tak cukup sampai disitu, selanjutnya ia disangrai, digeprek, dan diuleni (campuri) dengan berbagai bumbu-bumbu penyedapnya. Dari bumbu-bumbu pedas manis asin terciptalah rasa  luar biasa yang mempunyai kekhasan tersendiri.
Dari bumbu pecel kita bisa mengambil sebuah pesan yang menarik dan sarat makna. Bahwa kebanyakan dari kita berasal dari kalangan orang biasa yang memulai segala sesuatu dari bawah. Dibekali dari perawatan kasih sayang keluarga serta didikan leluhur sekitar, kita siap untuk terjun keluar. Dengan bekal semangat dan niat kita siap diolah untuk lebih berkualitas. Digeprek diuleni dengan berbagai bumbu pengalaman pahit asem pedes manis, hingga terciptalah rasa manusia yang luar biasa. Sederhana namun bermanfaat. Biasa namun memberi arti sekitar.
Dalam sepiring atau sepincuk nasi pecel, kita menemukan kesederhanaan, keragaman, dan makna jati diri kita. Mulai dari masyarakat pinggiran, tengah, hingga atas, semua makan nasi pecel. Mulai dari warung kaki lima, hingga restoran bintang lima, semua menyajikan nasi pecel. Nasi pecel tak pernah disajikan sama. Meski pilar dasar dari pecel, yaitu sayur dan bumbu pecel, selalu ada, namun jenis sayur yang dipilih, sambal yang ditaburkan, hingga lauk dan kerupuknya, tak pernah sama. Setiap orang punya favorit pecelnya masing-masing. Dan perbedaan itu tidak jadi masalah. Esensi filosofi dari nasi pecel adalah “keserbabolehan”. Tak ada campuran yang salah, semua bisa ditafsirkan. Dan kita masih bisa menyebutnya, Nasi Pecel.
Berbagai sajian nasi pecel nusantara menunjukkan betapa keragaman telah menjadi kekayaan bangsa ini. Keragaman, kesederhanaan, keserbabolehan, dan kemauan menerima perbedaan, adalah filosofi dari sepiring nasi pecel. Dari sepiring nasi pecel, kita belajar kehidupan. Dari sepiring nasi pecel, kita menyadari hakikat diri kita sebagai bangsa. Bahwa bangsa ini adalah bangsa agraris yang sederhana, namun kaya makna. Oleh karenanya, dalam membangun bangsa, kiranya kita harus melandasi diri pada esensi dasar kekuatan bangsa ini, bangsa agragris yang kerakyatan. 
Kita hidup dalam keberagaman agama, suku, ras dan golongan. Tapi hendaknya kita selalu menjiwai makna Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan kita. Bahwa kita adalah satu, satu untuk negeri, satu untuk bangsa dan satu untuk bahasa. Kita adalah Indonesia.