Saat kita mengerjakan sesuatu atau menjabat sesuatu
seharusnya saat itu juga kita harus siap dengan yang namanya kritik. Karena
sebuah kritikan sejatinya akan memberikan masukan terhadap suatu hal untuk
menjadi yang lebih baik.
Kata kritik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kecaman
atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk
terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Tapi yang kita temui saat ini ada banyak pemimpin yang alergi
akan kritik, kuping mereka akan merasa gatal dan kepala mereka menjadi panas
apabila kebijakan yang mereka ambil mendapat kritikan dari masyarakat atau
orang yang dipimpinnya. Mereka merasa kritikan menjadi batu sandungan yang
harus segera disingkirkan atau jika perlu segera dilenyapkan. Alih-alih
berterimakasih, yang ada sang pengeritik akan balik diserang sebagai pihak yang
usil, iri hati, sentimen atau tak bisa diajak bekerjasama. Pada era Orde Baru,
kritik malah menuai penjara bahkan kematian. Seolah-olah kritik adalah prilaku
yang tidak pantas dan layak hanya dilakukan oleh musuh negara.
Bisa jadi kebanyakan manusia Indonesia memandang kritik
sebagai hinaan. Sebagai bangsa yang sangat mengagungkan “pencitraan” sepertinya
kita lebih merasa nyaman hidup dengan pujian dan pujaan. Padahal puji dan puja,
jika tak bijaksana menyikapinya, hanya akan menjadikan kita “jalan di tempat”.
Itu masih untung, banyak orang yang panen pujian lupa, lantas “meluncur bebas”
menuju keterpurukan kualitas sebagai manusia
yang lebih banyak mengakomodasi “sang aku”.
Dalam sejarah Islam tradisi mengkritik bukanlah sesuatu yang
asing. Pada saat perang Badar Rasulullah pernah dikritik oleh seorang sahabat
mengenai strategi perang. Beliau dengan jiwa yang besar mengakui pendapat sahabat
tersebut lebih baik dari pendapatnya. Dan kemudian sejarah mencatat, strategi
tersebut sangat ampuh dan menjadikan kaum muslimin bisa memenangkan
pertempuran.
Perlu diingat, tidak semua orang dapat memahami kritik dengan
baik. Jadi, sebaiknya kemukakan kritik dengan hati-hati. Ucapkanlah kata-kata
dengan ramah. Pastikan orang yang anda kritik memahami kata-kata yang
disampaikan.
John C. Maxwell dalam bukunya yang berjudul ”Leadership”, promises for every day,
memberikan 7 (tujuh) hal yang harus kita perhatikan agar kritik yang
disampaikan itu membangun dan membuat orang yang dikritik tidak merasa
dikritik, malahan akan berterima kasih karena dikritik. Ketujuh hal tersebut
adalah motif memberikan kritik adalah menolong bukan menjatuhkan, pastikan
bahwa hal yang dikritik layak untuk dikritik, kritik harus spesifik dan kemukakan
hal yang dikritik dengan jelas, jangan merusak kepercayaan diri atau identitas
yang dikritik perlihatkan secara jelas bahwa kita menghargai yang dikritik, jangan
tunda kritik yang diperlukan, lihat masalah dari sisi orang yang akan dikritik,
akhiri kritik dengan hal yang memberi semangat serta catatan yang positif.
Menghadapi orang yang tidak suka dikritik itu tidak mudah.
Anda perlu berhati-hati dalam memilih kata dan menjaga intonasi suara. Kritik
juga menjadi hal yang menyakitkan bagi seseorang. Namun, jika seseorang tidak
pernah dikritik, ia akan kesulitan dalam mempelajari hal-hal penting pada
kemudian hari.
Kritikan adalah bagian dari harga yang harus kita bayar untuk
melewati keadaan biasa-biasa saja. Terkadang kita semua lebih senang mendapat
masukan yang positif, pujian dan penghargaan. Hal tersebut memang baik agar
kita mengetahui bahwa kita telah berada di jalur yang tepat dan sebagai support
untuk pencapaian kita. Namun saat kritik datang kita sering mulai merasa down
dan putus asa. Padahal sebenarnya kita dapat menjadikan kritik sebagai suatu
feedback untuk perkembangan dan pertumbuhan kita secara pribadi. Kuncinya
adalah kita perlu belajar bagaimana menghadapi dan menggunakan setiap feedback
negatif untuk kemajuan kita. Biasanya ada banyak pelajaran yang dapat kita
peroleh dari setiap feedback yang negatif kalau saja kita dengan
sungguh-sungguh mau mencarinya dan belajar dari hal tersebut. Biasakanlah diri
kita untuk selalu belajar bukan hanya dari pengalaman yang positif melainkan
juga dari pengalaman yang negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar