Minggu, 24 November 2024

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK BANGSA

 

Pertanyaan tentang kualitas pendidikan di Indonesia telah menjadi perdebatan yang terus-menerus, memunculkan keraguan, kekhawatiran, namun juga harapan akan masa depan pendidikan di negeri ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan merupakan fondasi utama pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu, penilaian terhadap kualitas pendidikan di Indonesia tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi. 

Kurikulum pendidikan yang seringkali berubah juga menjadi perdebatan panjang dalam dunia pendidikan. Meskipun bertujuan untuk meningkatkan relevansi dan kualitas pembelajaran, namun perubahan yang terlalu sering dapat menyebabkan ketidakstabilan dan kebingungan di kalangan guru dan siswa. Konsistensi dan keberlangsungan dalam implementasi kurikulum menjadi kunci dalam mencapai hasil pendidikan yang lebih baik.

Sebagai seorang pendidik, kita diibaratkan seperti petani yang menjaga dan merawat biji-biji tanaman yang ditanam di ladangnya. Analogi ini digambarkan dengan indah oleh Ki Hajar Dewantara dalam ucapannya, "Kalau sebutir jagung yang baik dasarnya jatuh pada tanah yang baik, banyak airnya, dan mendapat sinar matahari yang cukup, maka pemeliharaan dari petani tentu akan menambah baiknya keadaan tanaman."

Ini menggambarkan pentingnya peran seorang pendidik dalam memelihara dan menuntun potensi setiap siswa agar mereka dapat berkembang dengan optimal. Bagaimana kita merawat benih itu dengan cara yang penuh kesabaran dan keuletan, karena tidak setiap siswa datang dengan dasar yang sama. Lingkungan, pengaruh eksternal, dan bagaimana kita sebagai pendidik memberikan pemeliharaan adalah faktor penting dalam kesuksesan mereka.

Mengelola perilaku siswa yang memburuk adalah salah satu tugas tersulit yang dihadapi guru. Ketegasan adalah alat yang efektif untuk mengatasi perilaku ini. Namun penggunaan afirmasi diri harus hati-hati dan dibarengi dengan strategi yang tepat untuk mencapai hasil yang positif dan mendidik.

Seperti yang kita ketahui pada saat ini sedang marak kasus perundungan yang terjadi di sekolah. Bahkan perundungan ini sudah marak di jenjang sekolah dasar, yang notabenenya peserta didiknya merupakan anak di bawah umur. Perundungan ini terjadi karena ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhinya, diantaranya yaitu salah memilih pergaulan, memiliki masalah keluarga, pengaruh media sosial, dan kurangnya pengajaran mengenai pendidikan karakter sejak dini. Perilaku perundungan ini juga bisa terjadi karena awalnya iseng kemudian menjadi berkelanjutan. Perilaku perundungan ini juga akan mengakibatkan dampak yang cukup serius terhadap korbannya, korban menjadi malas untuk datang ke sekolah sehingga pada akhirnya ia akan mengalami penurunan dalam prestasi belajarnya. 

Perundungan ini merupakan bukti dari masih kurangnya pendidikan karakter yang tertanam pada anak tersebut. Maka dari itu pendidikan karakter ini sangat perlu diajarkan kepada anak sejak dini, agar mereka bisa memiliki rasa empati dan simpati yang tinggi, sehingga kasus perundungan di sekolah ini bisa diatasi atau bahkan tidak terjadi. Dengan begitu anak akan bisa mengetahui bagaimana caranya memanusiakan manusia. Sebagai orang tua atau guru, kita juga harus memberikan contoh yag baik kepada anak-anak kita, karena orang tua atau guru merupakan role model bagi para anak-anaknya. Dengan begitu mereka akan mencontoh kegiatan atau perilaku yang kita lakukan. Kita juga harus memberikan pemahaman terhadap anak-anak kita apa dampak yang terjadi jika melakukan perilaku perundungan. 

Dampak perilaku perundungan terhadap korban selain akan mengakibatkan penurunan prestasi yaitu akan membuat korban stress bahkan bisa sampai depresi. Hal tersebut tentunya akan merusak mental korban, ia akan terus menerus merasa rendah diri dan tidak percaya diri. Ini yang mengakibatkan korban perundungan menjadi antisosial bahkan ada yang sampai berhenti sekolah. Perilaku ini jika terjadi terus-menerus akan merusak nilai karakter, perilaku ini harus segera dihentikan agar khususnya dalam dunia pendidikan tidak ada lagi berita mengenai perundungan yang mengakibatkan banyak dampak negatif. Sekolah juga bisa berperan untuk memberikan pengarahan dan menindaklanjuti jika ada perilaku perundungan yang terjadi di sekolahnya, agar kasus ini tidak dianggap sepele dan bisa di selesaikan dengan cara yang terbaik.

Kita terkadang seringkali melupakan, bahwa manusia diberi pendidikan seyogyanya adalah agar manusia dapat berpikir, memiliki kecerdasan, sekaligus berprilaku yang baik sehingga dapat mengapresiasi setiap perilakunya sesuai dengan hasil pendidikannya yang diperoleh. Berpikir dan berperilaku merupakan hasil dari upaya sebuah pendidikan yang diterapkan, pendidikan tidak hanya berada pada tataran berpikir untuk kecerdasan, tetapi perilaku (akhlaq) justru merupakan hal terpenting dari sebuah hasil pendidikan. Yang sangat  disayangkan adalah ketika pendidikan saat ini lebih banyak membentuk orang cerdas tetapi miskin moral. Kita sangat sulit untuk mencari orang “baik” tapi sangat mudah mencari orang yang “pintar”. Realitas sekarang yang sering kita saksikan adalah justru orang-orang yang kemudian melakukan korupsi adalah orang-orang yang “cerdas” dan berpendidikan, bukan orang-orang yang bodoh.

Pendidikan moral sejatinya adalah pendidikan untuk menjadikan anak lebih manusiawi dan berperilaku sesuai norma dan etika. Artinya pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik dan mengutamakan sisi kognisi, namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik.

Dari hal tersebut diatas kita bersama tahu pentingnya pendidikan karakter untuk anak bangsa. Kita perlu menanamkan nilai-nilai pada masyarakat Indonesia, dalam upaya membangun dan menguatkan karakter bangsa,  yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, cintah tanah air, peduli lingkungan, dan bertanggung jawab. Dengan adanya upaya yang dilakukan dalam penerapan pendidikan karakter tersebut kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik,saling menghargai setiap ide dan juga tepat dalam mengambil keputusan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar