Tahun 2020 telah berlalu, kita mulai menghitung hari di tahun
yang baru yakni tahun 2021. Harus diakui tahun 2020 adalah tahun yang cukup
berat, kita harus hidup berdampingan dengan pandemi covid-19. Tidak sedikit keluarga, sahabat,
rekan kerja maupun tetangga sekitar kita yang terinfeksi dan harus hidup
terpisah maupun meregang nyawa karena pandemi ini. Saat ini kita telah memasuki
fase transmisi komunitas, dimana pembatasan berskala besar tidak lagi terlalu
efektif menekan laju penyebaran virus covid-19.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Komite Penanganan
Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional per tanggal 9 Januari 2021 tercatat
sebanyak 4.694 kasus di Kalimantan Utara dengan jumlah kasus terbesar pada
kelompok usia 31-45 tahun sebesar 1.578 kasus dan disusul oleh kelompok umur 19-30 tahun sebanyak 1.357 kasus (https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19).
Dari angka diatas ada hal yang menarik bahwa justru kasus
terbanyak terjadi pada usia muda. Hal ini sejalan dengan hasil survei yang
dilakukan oleh Badan pusat Statistik bahwa tingkat kepatuhan terendah memakai
masker berada pada kelompok umur 17-30 tahun sebesar 90,1 persen, sedangkan
kepatuhan memakai masker tertinggi berada pada kelompok umur 46 - 60 tahun
sebesar 94 persen. Kelompok umur 17-30 tahun juga memiliki tingkat kepatuhan
terendah dalam menghindari kerumunan, yaitu sebesar 68,2 persen sedangkan
kelompok umur >60 tahun memiliki tingkat kepatuhan tertinggi yaitu sebesar
85,5 persen. Untuk kepatuhan mencuci tangan dengan menggunakan sabun kelompok
umur 17-30 tahun juga berada pada
tingkat kepatuhan terendah yaitu sebesar 66 persen. (Perilaku Masyarakat Di
Masa Pandemi, BPS, 2020).
Kesadaran kaum muda Kaltara terhadap protokol kesehatan memang
harus terus ditingkatkan, karena disadari atau tidak kepatuhan terhadap
protokol kesehatan ditengah pandemi harus diterapkan secara ketat dan konsisten.
Kita tentunya tidak ingin kerabat maupun orangtua kita terinfeksi oleh covid-19 akibat ketidakpatuhan kita.
Hidup berdampingan dengan virus covid-19 tidaklah mudah, hal
ini dapat kita lihat dikehidupan ekonomi yang ikut terpukul, angka pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Utara triwulan III-2020 (y-on-y)
mengalami kontraksi sebesar 1,46 persen. Penurunan pertumbuhan ini disebabkan
oleh penurunan beberapa lapangan usaha, dimana yang tertinggi adalah lapangan
usaha Penyediaan Akomodasi dan makan Minum sebesar 10,79 persen. Selanjutnya
Industri Pengolahan sebesar 7,62 persen; Pertambangan dan Penggalian sebesar 7,58
persen; dan Transportasi dan Pergudangan sebesar 6,90 persen. (Berita Resmi
Statistik, Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Utara Triwulan III-2020)
Pandemi COVID-19 juga membawa pengaruh terhadap pembangunan
manusia di Kalimantan Utara. Hal ini terlihat dari turunnya Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) tahun 2020. Sebelumnya, selama periode 2013-2019, angka IPM terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, angka IPM tahun 2020 turun
0,52 poin menjadi 70,63. Penurunan capaian IPM tahun 2020 disebabkan oleh
menurunnya pertumbuhan komponen pengeluaran perkapita pertahun yang
disesuaikan, sedangkan komponen lainnya masih tumbuh positif. (Berita Resmi
Statistik, Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Utara 2020)
Kita harus bangkit dan tidak boleh menyerah. Kepatuhan kita
terhadap protokol kesehatan adalah syarat mutlak agar dapat terbebas dari
pandemi ini, selalu memakai masker dengan benar, mencuci tangan memakai sabun
dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan adalah perilaku baru yang harus
kita jalankan. kita bisa terus hidup, bahkan bisa menjadi manusia yang lebih
baik di peradaban yang semakin menjadi lebih baik di tahun-tahun mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar